Minggu, 29 Juni 2014

Pilpres, Piala Dunia dan Bulan Puasa

Print Friendly and PDF

Pilpres 2014 yang menyandingkan dua pasangan calon presiden yaitu pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK memunculkan suasana politik yang kian hari semakin memanas.  Tim sukses masing-masing pasangan capres selalu berupaya menyerang pasangan capres lawannya.  Kampanye hitam (black campaign) yang dihebuskan oleh masing-masing tim sukses hampir setiap hari menghiasi layar tv dan surat kabar.  Bahkan ada juga yang secara sengaja mencetak semacam tabloid yang isi beritanya mengandung unsur black campaign kemudian tabloid itu disebarkan secara gratis ke masyarakat.

Bentuk-bentuk kampanye negatif dan black campaign seperti itu menimbulkan suasana panas di masyarakat.  Antar kelompok masyarakat menjadi gontok-gontokan, antar kampung yang berbeda dukungan capres  saling mencaci dan menghardik, bahkan antar tetangga dan di dalam keluarga bisa saling bermusuhan karena berbeda dukungan capresnya.

Untungnya, hiruk-pikuknya kampanye capres Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK yang berpotensi membakar rasa persatuan dan kesatuan bangsa sedikit reda dengan adanya piala dunia sepak bola (world cup) 2014 di Brazil.  Penayangan-penayangan pertandingan sepakbola oleh televisi swasta yang disiarkan setiap malam dengan tajuk "Perang Bintang Dunia" mampu mendinginkan kembali suasana panas dan emosional masyarakat.  Juga dapat merekatkan kembali rasa persatuan dan kebangsaan diantara mereka, manakala mereka sama-sama mendukung tim sepakbola negara favoritnya.  Antar tetangga, antar RW dan antar kampung bisa berdampingan kembali "Nobar" dalam laga-laga "Big Macth".  Mereka memakai kostum favorit dari kesebelasan negara yang sama, bersorak-sorak dan berteriak-teriak bareng.  Seolah-olah mereka tidak pernah terjadi gontok-gontokan dalam dukungan capres.

Lebih sejuk lagi, di akhir bulan Juni 2014, umat muslim Indonesia yang merupakan penduduk mayoritas memasuki bulan suci Ramadhan 1435 H atau lebih sering disebut bulan puasa.  Dimana secara kodrati dipahami oleh seluruh umat muslim, bahwa bulan Ramadhan adalah bulan suci yang penuh berkah, rahmat, ampunan dan limpahan pahala.  Pada bulan suci ini, umat muslim dianjurkan untuk hanya mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik-baik saja dan tidak mengerjakan hal-hal yang bertentangan dengan perintah agama. Untuk itu pada bulan ini umat muslim benar-benar coolling down, mereka mulai mengesampingkan perilaku-perilaku yang tidak terpuji dan mendinginkan suhu politik akibat kampanye capres yang tidak sehat dari masing-masing tim suksesnya.

Bulan Ramadhan ini benar-benar secara nyata memberikan berkah bagi seluruh masyarakat Indonesia.  Suhu politik yang semula sempat memanas berangsur menjadi kondusif kembali.  Masyarakat antar golongan dan antar kampung yang semula gontok-gontokan akibat berbeda dukungan capres manjadi damai kembali lewat tarawih bersama di mushola-mushola dan di masjid-masjid.  Dan mudah-mudahan juga para tim sukses dari masing-masing capres tidak lagi mengumbar syahwat black campaign di bulan Ramadhan yang penuh berkah  ini.

Kelak siapapun pasangan capres-cawapres pemenang pilpres-nya, dia merupakan putra terbaik Indonesia dan merupakan pilihan rakyat Indonesia.  Jadi harus kita dukung sepenuhnya untuk mencapai Indonesia Raya yang Hebat......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik. Blog ini mengaktifkan fitur moderasi. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi