Sabtu, 06 Maret 2010

“Boneka” , Ikon Baru Masyarakat Kota Bekasi

Print Friendly and PDF
Ada sekitar 125 orang pengrajin boneka yang tersebar di wiayah Kota Bekasi, kata Wiwin Windu Wulan pemilik Joint Toys disela-sela kunjungan para Blogger ke tempat pengrajin boneka Amanah Toys & Amanah Bordir milik Sri Andoko yang terletak di Kelurahan Cikiwul Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi. Wiwin, Sri Andoko dan para pengrajin boneka lainnya yang tergabung dalam Himpunan Industri Kecil Pengrajin Boneka (HIKPB) masing-masing telah mempekerjakan karyawan antara 50 - 108 orang. Menurut ketua HIKPB, Pupriyono, jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor Industri Kerajinan Boneka ini kurang lebih sekitar 8.000 orang dengan produksi sebanyak 1 juta pieces per bulan.

Berawal dari PHK
Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 berdampak pada keberadaan perusahan-perusahan di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut, terutama yang berskala besar banyak yang bangkrut, sehingga terjadi PHK masal. Hal demikian terjadi pula pada perusahan-perusahan boneka asal Korea Selatan yang berlokasi di wilayah Bekasi dan sekitarnya, mereka bangkrut dan mem-PHK seluruh karyawannya.
Wiwin Windu Wulan, Sri Andoko dan kawan-kawan merupakan bagian dari korban PHK akibat krisis moneter tersebut. Dengan berbekal ketrampilan dan pengetahuan yang mereka miliki pada saat menjadi karyawan di perusahaan boneka asal Korea Selatan tempo dulu, mereka bangkit dengan merintis usaha skala kecil secara mandiri untuk mengisi jaringan pasar yang telah terbentuk. Mula-mula mereka mempekerjakan 3 – 8 orang karyawan, sekarang masing-masing telah memiliki lebih dari 50 orang karyawan bahkan ada yang sampai 108 orang.
Produk boneka yang mereka hasilkan sangat beragam jenis dan bentuknya, mulai dari boneka yang sangat familier seperti boneka bear, tokoh kartun, animals, boneka bola, boneka tas, tempat tissue, tempat HP, bantal hingga assesoris untuk di dalam mobil. Boneka-boneka tersebut mereka buat dari bahan vonel, velboa, yellpo dan raspur kemudian dikerjakan dengan peralatan dan mesin-mesin yang masih sederhana, namun karena cara pengerjaannya yang bagus dan bahan bakunya pilihan sehingga kualitas boneka yang dihasilkan cukup bagus dan aman bagi anak-anak.
Boneka yang telah mereka hasilkan sebagian besar dipasarkan ke Jakarta untuk mengisi pasar Mangga Dua. Hampir 90% kebutuhan pasar Mangga Dua disuplai dari Kota Bekasi, demikian kata ketua Koperasi Himpunan Pengusaha Boneka Kecamatan Bantargebang. Dari Mangga Dua selanjutnya didistribusikan ke kota-kota di pulau Jawa seperti Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Banten dan Bandung dan luar pulau Jawa seperti Bali, Gorontalo, Kalimantan Timur, Sumatra Barat, Sumatra Utara dan Sulawesi Selatan. Sementara itu pasar ekspor untuk tujuan Singapura, Eropa dan Amerika masih terbuka sangat lebar.

Ikon Baru Masyarakat Kota Bekasi
Memasuki usianya yang ke-13, Kota Bekasi mulai berbenah diri dan mencari jatidiri. Salah satunya yaitu mencari ikon yang “pas” yang dapat dijadikan sebagai citra, kebanggaan dan landasan semangat juang masyarakat Kota Bekasi. Seperti masyarakat Kabupaten Sumedang, mereka bangga dengan ikon sebagai daerah penghasil tahu. Masyarakat umum pun mahfum bahwa kalau ingin mencari tahu yang enak dan lezat rasanya pasti akan pergi ke Sumedang atau mencari tahu sumedang di tempat mereka tinggal. Begitu juga masyarakat Kabupaten Garut, mereka bangga dengan ikon sebagai daerah produsen dodol. Kabupaten Indramayu dengan ikon daerah penghasil mangga indramayu, Kota Sidoarjo terkenal dengan ikon daerah pengrajin alas kaki dan bahan dari kulit, dan masih banyak lagi daerah-daerah lainnya.
Pada masa lalu, Kota Bekasi juga memiliki ikon yang diwujudkan dalam “patung lele”. Namun dalam perkembangan selanjutnya patung tersebut dihancurkan oleh masyarakat Kota Bekasi sendiri karena dianggap tidak sesuai dengan karakter dan budaya masyarakat yang berjiwa pejuang. Sementara patung lele dianggap melambangkan kerakusan dan ketamakan. Untuk itu jiwa pejuang yang melekat pada budaya masyarakat Kota Bekasi perlu digali dan ditafsirkan kembali agar dapat diaktualisasikan dalam wujud ikon yang dinamis dan kreatif.
Dalam kurun waktu 25 tahun ke depan, Kota Bekasi bercita-cita ingin menjadi “kota kreatif”. Cita-cita tersebut telah tertuang di dalam draf Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Bekasi tahun 2010-2035. Kota kreatif dimaksud diterjemahkan sebagai kota yang berbasis pada ekonomi kreatif (industri kreatif).
Berdasarkan panduan Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2008), ada 14 sub sektor industri kreatif yaitu : Periklanan; Penerbitan dan Percetakan; TV dan Radio; Film, Video dan Fotografi; Musik; Seni pertunjukan; Arsitektur; Desain; Fesyen; Kerajinan; Pasar barang seni; Permainan interaktif; Layanan computer dan Piranti lunak; Penelitian dan pengembangan.
Kerajinan sebagai salah satu sub sektor industri kreatif ternyata sudah ada bahkan sudah dikenal baik oleh masyarakat Kota Bekasi sendiri maupun masyarakat luas. Kerajinan dimaksud adalah kerajinan boneka. Sehingga sangatlah “pas” apabila boneka dijadikan sebagai ikon baru masyarakat Kota Bekasi.
Ada beberapa alasan mendasar yang dapat mendukung hal tersebut, yaitu : Kelayakan sosial, kerajinan boneka sudah memasyarakat sejak tahun 1998 dan lokusnya telah tersebar hampir di seluruh kecamatan se-Kota Bekasi sehingga aktivitas kerajinan boneka ini sudah mampu beradaptasi dengan budaya masyarakat Kota Bekasi yang berjiwa pejuang; Kelayakan sumber daya manusia dan teknologi, mantan karyawan perusahan boneka asal Korea Selatan dari strata middle managers, foreman dan pekerja pengrajin (pembuat boneka) telah mampu memproduksi boneka dengan baik dan menguasai peralatan dan mesin-mesin pembuat boneka; Kelayakan ekonomi, secara ekonomi cukup layak terbukti dari jumlah pengrajin boneka yang semakin bertambah banyak hingga mencapai 125 pengrajin; Kelayakan pasar, celah pasar terbuka lebar mulai pasar lokal, regional, nasional maupun pasar ekspor; Mengurangi pengangguran, sampai saat sekarang sekitar 8.000 orang telah terlibat dalam proses produksi boneka; Kesesuaian dengan visi RPJP Kota Bekasi.
Dirgahayu Kota Bekasi, 10 Maret 2010. Semoga tetap jaya dan kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik. Blog ini mengaktifkan fitur moderasi. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi