Senin, 25 September 2017

KONGRES APIC KE-1 (Sebuah Catatan Kecil)

Print Friendly and PDF

Cita-cita mulia para pendiri Bangsa (founding fathers) Indonesia yang telah didokumentasikan dalam pembukaan UUD 1945, yakni ingin mencerdaskan kehidupan bangsa, kini telah digaungkan kembali oleh komunitas expert yang tergabung dalam Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC) dalam kongresnya yang pertama kali diselenggarakan bertempat di Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (ICE BSD) Tangerang Banten pada tanggal 22 September 2017.

Bedanya, dalam mewujudkan Bangsa Indonesia yang cerdas, para founding fathers memperjuangkannya melalui jalur pendidikan baik bersifat formal maupun non formal.  Sedangkan komunitas APIC ingin merealisasikannya lewat konsep Smart City (Kota Cerdas).

Rumusan hasil kongres APIC ke-1 yang dirangkum dari hasil diskusi panel dan paparan kompartemen Smart Citizen, Smart Healthcare, Smart Safety Security and Disaster Management, Smart Economy, Smart Tourism and Culture dan Smart Energy and Evironment.  Dituangkan dalam bentuk Resume Kongres APIC.

Resume dari kompartemen Smart Citizen and Community menghasilkan tiga rekomendasi yaitu 1) Peran manusia dalam smart city dapat sebagai resource, enabler, maupun user. 2) Inklusivitas diberbagai sektor perlu dibangun untuk menghilangkan sekat sosial di masyarakat. Dan 3) Komunitas akan menjadi motor penggerak utama dalam smart city.

Kompartemen Smart Helthcare menghasilkan rekomendasi: 1) Membangun masyarakat yang dapat mengelola kesehatan pribadi secara mandiri. 2) Germas dan Prokesga merupakan program nasional di bidang kesehatan yang perlu dijadikan fokus utama dalam membangun integrasi Smart-X lintas sektoral.  Dan 2) Program bottom up seperti Personal Health Record dapat menjadi salah satu kunci dalam implementasi Smart Healthcare.

Kompartemen Smart Safety, Security and Disaster Management merekomendasikan : 1) Ancaman terbesar di masa depan pada sektor keamanan antara lain : ancaman ke Critical Infrastructure, Cyber Attack to Indusrial Sector dan Bio-Chemical Attacks. Dan 2) Untuk mengatasi ancaman tersebut dapat diwujudkan dengan langkah-langkah: mengumpulkan data dari berbagai sensor (sensor drone, water solution sensor, laporan masyarakat melalui smart phone, dll).  Data yang terkumpul akan masuk dan diolah menggunakan DSS (Decission Support System) dan dianalisa. Selanjutnya sebagai bahan  bagi penanggungjawab melakukan keputusan untuk menangani ancaman yang ada.

Kompartemen Smart Economy menghasilkan rekomendasi : 1) Tantangan utama dalam Smart Economy yakni daya beli, pola penganggaran, serta regulasi dan kebijakan. 2) Ancamannya berupa distruptive economy (e-commerce dari luar yang bisa menghancurkan UKM lokal). Dan 3) Untuk mengatasinya diperlukan kepedulian Pemerintah Daerah, Sharing infrastructure, standard platform,dan kolaborasi talenta lokal.

Kompartemen Smart Energy and Environment merekomendasikan : 1) Fokus penerapan teknologi organik dan anorganik untuk solusi perkotaan. 2) Memastikan tercukupinya kebutuhan energy minimal perkotaan. Dan 3) Salah satu potensi solusi yaitu dengan memanfaatkan sampah yang dihasilkan masyarakat.

Kompartemen Tourism and Culture merekomendasikan : 1) Pariwisata telah menghasilkan ekspansi dan diversifikasi berkelanjutan dan menjadi salah satu sektor ekonomi yang terbesar dan tercepat pertumbuhannya di dunia. Dan 2) Potensi pariwisata yang ada di Indonesia sangat beragam dan masih banyak solusi cerdas yang dapat diimplementasikan untuk  pengelolaan maupun meningkatkan utilisasi potensi tersebut.

Sedangkan dalam diskusi  panel direkomendasikan hal-hal sebagai  berikut: 1) Untuk mewujudkan Smart City, proses bisnis yang berjalan  harus mengalami perubahan, tidak bisa hanya mengandalkan proses yang berjalan saat ini. 2) Untuk mendukungnya diperlukan adanya leadership dan pembagian peran anatar stakeholders, pemanfaatan teknologi untuk membantu dalam pengumpulan data dan dapat digunakan untuk proses analisis dan perencanaan, serta integrasi antar berbagai bidang/sektor.  Dan 3) Tanpa adanya perubahan perilaku manusia dalam implementasi Smart City, maka benefit yang diharapkan dapat tidak terwujud.  Perubahan perilaku tersebut memerlukan adanya kesepakatan dan norma baru yang akan dijalankan.

CARDIMAN
Anggota APIC
Print Friendly and PDF
KONGRES APIC KE-1
(Sebuah Catatan Kecil)

Cita-cita mulia para pendiri Bangsa (founding fathers) Indonesia yang telah didokumentasikan dalam pembukaan UUD 1945, yakni ingin mencerdaskan kehidupan bangsa, kini telah digaungkan kembali oleh komunitas expert yang tergabung dalam Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC) dalam kongresnya yang pertama kali diselenggarakan bertempat di Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (ICE BSD) Tangerang Banten pada tanggal 22 September 2017.

Bedanya, dalam mewujudkan Bangsa Indonesia yang cerdas, para founding fathers memperjuangkannya melalui jalur pendidikan baik bersifat formal maupun non formal.  Sedangkan komunitas APIC ingin merealisasikannya lewat konsep Smart City (Kota Cerdas).
Rumusan hasil kongres APIC ke-1 yang dirangkum dari hasil diskusi panel dan paparan kompartemen Smart Citizen, Smart Healthcare, Smart Safety Security and Disaster Management, Smart Economy, Smart Tourism and Culture dan Smart Energy and Evironment.  Dituangkan dalam bentuk Resume Kongres APIC.

Resume dari kompartemen Smart Citizen and Community menghasilkan tiga rekomendasi yaitu 1) Peran manusia dalam smart city dapat sebagai resource, enabler, maupun user. 2) Inklusivitas diberbagai sektor perlu dibangun untuk menghilangkan sekat sosial di masyarakat. Dan 3) Komunitas akan menjadi motor penggerak utama dalam smart city.

Kompartemen Smart Helthcare menghasilkan rekomendasi: 1) Membangun masyarakat yang dapat mengelola kesehatan pribadi secara mandiri. 2) Germas dan Prokesga merupakan program nasional di bidang kesehatan yang perlu dijadikan fokus utama dalam membangun integrasi Smart-X lintas sektoral.  Dan 2) Program bottom up seperti Personal Health Record dapat menjadi salah satu kunci dalam implementasi Smart Healthcare.

Kompartemen Smart Safety, Security and Disaster Management merekomendasikan : 1) Ancaman terbesar di masa depan pada sektor keamanan antara lain : ancaman ke Critical Infrastructure, Cyber Attack to Indusrial Sector dan Bio-Chemical Attacks. Dan 2) Untuk mengatasi ancaman tersebut dapat diwujudkan dengan langkah-langkah: mengumpulkan data dari berbagai sensor (sensor drone, water solution sensor, laporan masyarakat melalui smart phone, dll).  Data yang terkumpul akan masuk dan diolah menggunakan DSS (Decission Support System) dan dianalisa. Selanjutnya sebagai bahan  bagi penanggungjawab melakukan keputusan untuk menangani ancaman yang ada.

Kompartemen Smart Economy menghasilkan rekomendasi : 1) Tantangan utama dalam Smart Economy yakni daya beli, pola penganggaran, serta regulasi dan kebijakan. 2) Ancamannya berupa distruptive economy (e-commerce dari luar yang bisa menghancurkan UKM lokal). Dan 3) Untuk mengatasinya diperlukan kepedulian Pemerintah Daerah, Sharing infrastructure, standard platform,dan kolaborasi talenta lokal.

Kompartemen Smart Energy and Environment merekomendasikan : 1) Fokus penerapan teknologi organik dan anorganik untuk solusi perkotaan. 2) Memastikan tercukupinya kebutuhan energy minimal perkotaan. Dan 3) Salah satu potensi solusi yaitu dengan memanfaatkan sampah yang dihasilkan masyarakat.

Kompartemen Tourism and Culture merekomendasikan : 1) Pariwisata telah menghasilkan ekspansi dan diversifikasi berkelanjutan dan menjadi salah satu sektor ekonomi yang terbesar dan tercepat pertumbuhannya di dunia. Dan 2) Potensi pariwisata yang ada di Indonesia sangat beragam dan masih banyak solusi cerdas yang dapat diimplementasikan untuk  pengelolaan maupun meningkatkan utilisasi potensi tersebut.

Sedangkan dalam diskusi  panel direkomendasikan hal-hal sebagai  berikut: 1) Untuk mewujudkan Smart City, proses bisnis yang berjalan  harus mengalami perubahan, tidak bisa hanya mengandalkan proses yang berjalan saat ini. 2) Untuk mendukungnya diperlukan adanya leadership dan pembagian peran anatar stakeholders, pemanfaatan teknologi untuk membantu dalam pengumpulan data dan dapat digunakan untuk proses analisis dan perencanaan, serta integrasi antar berbagai bidang/sektor.  Dan 3) Tanpa adanya perubahan perilaku manusia dalam implementasi Smart City, maka benefit yang diharapkan dapat tidak terwujud.  Perubahan perilaku tersebut memerlukan adanya kesepakatan dan norma baru yang akan dijalankan.

CARDIMAN

Anggota APIC