Rabu, 07 Mei 2014

VIRUS MEMATIKAN ITU BERNAMA MERS CoV

Print Friendly and PDF
Virus MERS mewabah di Arab Saudi

Sekedar penambah pengetahuan bagi kalangan PNS, bahwa belakangan ini sedang dihebohkan oleh virus yang telah merenggut banyak jiwa.  Walaupun kejadiannya lebih banyak di Saudi Arabia, namun tidak menutup kemungkinan virus jenis ini bisa menyebar ke negeri kita Indonesia.  Buktinya, telah ada orang Indonesia  yang meninggal dunia yang diduga disebabkan oleh infeksi virus MERS pada saat menunaikan ibadah umroh di Mekkah.

Sebenarnya apa dan bagaimana sih virus MERS itu?  Untuk mengetahuinya, kita perlu melihat urutan peristiwa susfek infeksi virus MERS di dataran Timur Tengah.  MERS-CoV, singkatan dari Middle East respiratory syndrome coronavirus, berkecamuk di Timur Tengah sejak April 2012. Awal 2013, penyakit ini menyebar ke Eropa, antara lain ke Inggris, Perancis, Jerman, dan Italia. Mengingat bahayanya, akhir Mei lalu WHO mengeluarkan peringatan bahwa MERS-CoV dapat merupakan ancaman seluruh dunia.  Peringatan ini didasari kejadian SARS (severe acute respiratory syndrome) yang menyebar dengan cepat ke berbagai penjuru dunia.

MERS-CoV muncul sejak April 2012 di Jordania. Saat itu ditemukan enam orang dengan gejala gagal pernapasan. Dua orang di antaranya meninggal. Dari kedua orang yang meninggal ditemukan virus yang mula-mula disebut novel coronavirus.

Berikutnya, seorang warga Arab Saudi berumur 60 tahun menderita pneumonia akut dan meninggal pada Juni 2012 karena gagal ginjal. Adalah dr Zaki yang berhasil mengisolasi coronavirus dari orang yang meninggal di Arab Saudi. Untuk identifikasi lebih lanjut, isolat virus tersebut dikirim ke Erasmus Medical Centre (EMC) di Belanda. Kemudian, virus tersebut diberi nama human coronavirus EMC.

Seorang warga Qatar pulang dari berkunjung ke Arab Saudi dengan gejala gangguan pernapasan. Ia kemudian diterbangkan ke London untuk mendapatkan pengobatan. Namun, jiwanya tak tertolong pada 11 September 2012.

Di Inggris, virus yang mematikan itu disebut Saudi SARS. Orang Inggris yang pertama kali tertular adalah seorang pria paruh baya yang baru kembali dari Timur Tengah dan Pakistan. Anaknya yang menjenguk di rumah sakit ikut tertular. Ini menunjukkan bahwa penyakit MERS-CoV dapat menular antarmanusia.

Indikasi penularan antar manusia juga ditemukan di Italia. Pada 31 Mei 2013, seorang laki-laki berusia 45 tahun yang baru kembali dari Jordania diberitakan terserang MERS-CoV. Esok harinya, seorang perempuan berusia 42 tahun dan anak perempuan berusia 2 tahun yang menengok juga tertular penyakit ini. Ketiga orang Italia tersebut dilaporkan dalam kondisi stabil.  Negara yang juga ditemukan kasus MERS-CoV adalah Perancis, Jerman, dan Uni Emirat Arab.

Ada dugaan penyakit ini semula bersumber dari hewan, tetapi sampai kini sulit ditelusuri jenis hewan pemicu MERS-CoV pada manusia. Pada September 2012, Ron Fouchier menduga asal virus adalah kelelawar.

Dugaan ini didasari hasil sequencing DNA virus yang mempunyai homologi (kesamaan) tinggi dengan coronavirus pada kelelawar dan babi. Kelelawar dari genus Pipistrelus dapat ditemukan di Timur Tengah, sedangkan babi relatif langka.

Kesimpulan dicapai setelah para peneliti menemukan adanya kecocokan genetik 100 persen pada virus yang menginfeksi kelelawar jenis tersebut dengan manusia pertama yang terinfeksi.
Spekulasi lain yang terdapat di kalangan para peneliti menyebutkan bahwa selain Kelelawar, Unta juga diduga kuat berkaitan dengan asal mula dan penyebaran virus Corona, dimana ditemukan antibodi terhadap virus ini dalam tubuh hewan khas Timur Tengah itu.
Mekanisme penyebaran virus Corona dari hewan ke manusia masih diteliti sampai saat ini, meskipun ada dugaan bahwa manusia pertama yang terinfeksi mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup debu kotoran kering Kelelawar yang terinfeksi.
Saat ini, para peneliti masih menyelidiki kemungkinan hewan lain yang menjadi mediator penularan virus Corona guna menangani meluasnya penyebaran penyakit ini, mengingat bahwa jenis virus ini dikatakan lebih mudah menular antar-manusia dengan dampak yang lebih mematikan dibandingkan SARS.

Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia yang berkelanjutan.  Kemungkinan penularannya dapat melalui :

1. Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batu atau bersin.
2. Tidak Langsung : melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus. 

Gejala gejala penyakit MERS-CoV sebagai berikut, seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan keadaan demam (≥38°C) atau ada riwayat demam, batuk, dan pneumonia berdasarkan gejala klinis atau gambaran radiologis.
Karena masih tergolong sebagai penyakit baru, belum ada vaksin khusus yang dapat mencegah terjadinya penyakit ini. Meski begitu, pencegahan tetap dapat dilakukan dengan memperkuat imunitas tubuh Anda.
Namun, bagaimana jika virus ini sudah menjangkiti tubuh Anda? Sama seperti kasus kanker, kuncinya adalah penanganan yang cepat dan tepat karena mutasi virus Corona sangat cepat sehingga lambatnya penanganan diberikan akan semakin meningkatkan angka kematian akibat penyakit ini.
Hingga kini, pengobatan yang diberikan hanya difokuskan pada penanganan akan komplikasi dari penyakit ini. Tindakan isolasi dan karantina mungkin dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit MERS-CoV.
Sumber: http://health.kompas.com/read/2013/07/23/1047314/MERS-CoV.yang.Mirip.SARS;  https://www.deherba.com/mers-cov-penyakit-baru-yang-mengancam-dunia.html;  http://health.liputan6.com/read/682785/mers-cov-penyakit-apa-itu;  http://analisadaily.com/news/read/di-arab-saudi-tengah-menyebar-virus-mers-ini-saran-kemenkes-bagi-yang-umroh/25886/2014/04/29

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik. Blog ini mengaktifkan fitur moderasi. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi