Kamis, 23 Januari 2014

BUDAYA UNGGUL

Print Friendly and PDF
Oleh : H. CARDIMAN, SP, MP*) 

Hampir semua orang mengetahui Pulau Bali merupakan tujuan wisata dunia. Alamnya yang eksotis dan budaya masyarakatnya yang terbuka serta ditunjang dengan sarana prasarana transportasi dan akomodasi yang paripurna membuat wisatawan domestik maupun manca negara betah berlama lama tinggal di Bali.

Setiap hari, mulai terbit matahari sampai malam hari, turis-turis bule dan domestik banyak bertebaran di sepanjang bibir Pantai Kuta. Ada yang sekedar duduk-duduk sambil menikmati keindahan pantai, joging, berselancar, berjemur dan kongkow-kongkow sambil bercanda ria dengan sesamanya. 

Dari hingar bingarnya suasana Pantai Kuta, ada hal yang sangat menarik bagi saya, yaitu ketika saya sedang makan siang di restoran cepat saji yang letaknya di seberang jalan Pantai Kuta. Begitu saya masuk restoran tersebut, di sana sudah ada empat pemuda bule seusia anak-anak SMA dan banyak turis-turis bule lain yang sedang makan. Saya perhatikan, apa yang sedang mereka makan merupakan menu standar yang biasa ada di setiap restoran cepat saji. Friedchicken, nasi, kentang goreng dan minuman dingin.
Saya ambil posisi tempat duduk yang tidak terlalu jauh dari keempat pemuda bule makan. Dan selang 30 menit kemudian, mereka berempat selesai makan. Setelah selesai makan keempat pemuda bule tersebut tidak langsung beranjak meninggalkan meja makan begitu saja, tetapi mereka terlebih dahulu kumpulkan kertas bekas bungkus nasi, kemasan bekas bungkus kentang goreng, sisa-sisa tulang ayam goreng dan gelas plastik bekas minuman dingin, kemudian ditaruh di atas mampan masing-masing lalu dibuang di tempat sampah yang tersedia di tempat itu. Setelah itu baru mereka menuju wastafel untuk cuci tangan dan baru mereka keluar meninggalkan restoran. 

Bukan main! hebat nian tuh anak-anak bule, biar di negeri orang dan tanpa ada yang nyuruh mereka melakukan hal baik seperti itu. Budaya mereka benar-benar unggul. Saya begitu terkesima melihat pemandangan seperti itu. Terus terang saya baru pertama kali melihat perilaku seorang pemuda bule semacam itu. Soalnya dalam imej kita yang namanya bule itu perilakunya biasanya kurang baik. 

Seandainya pemuda-pemuda kita, anak-anak kita dan kita semua bisa berperilaku seperti itu tentunya lingkungan tempat tinggal kita mulai dari lingkungan RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota hingga bangsa ini akan menjadi bersih tanpa sampah. Dampaknya, hidup kita menjadi sehat. Karena lingkungan kita menjadi bersih, aliran-aliran sungai bersih dari sampah dan airnya juga bersih. Dan kita pun akan terhindar dari bencana banjir yang terjadi hampir di setiap tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik. Blog ini mengaktifkan fitur moderasi. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi