Selasa, 29 Oktober 2013

PERJALANAN UMROH : BLACK MARKET RUPIAH DI TANAH MADMAK (MADINAH MAKKAH)

Print Friendly and PDF
Oleh : H. CARDIMAN, SP., MP.
(Kepala Bidang Akuntansi pada BPKAD Kota Bekasi, alumni Magister Manajemen Pembangunan Daerah, IPB-Bogor)

Hari senin 29 April 2013 pukul 17.45 wib pesawat airbus dari perusahaan penerbangan Emirates dengan nomor penerbangan EK 802 take of dari Bandara International Soekarno-Hatta menuju Jeddah.   Setelah 11 jam mengudara dan transit di Dubai, menjelang subuh pesawat tersebut landing di ladasan Bandara International King Abdul Aziz Jeddah.

Saat rombongan kami yang berjumlah 20 orang datang bersama rombongan lain dengan pesawat yang sama, suasana Bandara King Abdul Aziz masih lengang.  Tiba-tiba ada dua orang laki-laki arab memakai pakaian model negara Timur Tengah lengkap dengan sorban dan kain gamis menghampiri kami menawarkan voucer perdana jaringan telepon selular operator mobily, Zain, KSA, STC, Al-Jawal, du, atau jaringan telpon lokal arab lainnya.  Mereka menawarkan voucer  telpon kartu perdana isi 30 SR (Saudi Riyal) hanya dibayar dengan Rp. 100.000.  Meraka tidak minta dibayar dengan uang riyal, tetapi mereka minta dibayar dengan uang rupiah, uang seratur ribu rupiah bukan uang pecahan.

Setelah mengambil miqot, memakai pakaian ihrom dan membaca niat umroh di Jeddah, rombongan langsung menuju Kota Makkah untuk melaksanakan ibadah umroh.  Seperti biasa ritual ibadah umroh didahului dengan membaca niat umroh di tempat miqot, kemudian melaksanakan thowaf mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran.  Dilanjutkan dengan shalat sunat thowaf dua rakaat di belakang Maqom Ibrahim dan minum air zam-zam.  Selanjutnya melaksanakan sa’i dengan cara berjalan menaiki dan menuruni bukit Shofa dan Marwah sebanyak tujuh kali.  Selesai itu, bertahalul atau mencukur/menggunting beberapa helai rambut kepala.  Selepas tahalul, maka usailah sudah ritual ibadah umroh.

Prosesi ritual  ibadah umroh mulai dari thowaf sampai tahalul umumnya dikerjakan selama dua sampai tiga jam.  Setelah itu acara bebas, artinya acara selama di Makkah tidak lagi dipandu oleh seorang pemandu dari travel melainkan ditentukan oleh masing-masing individu atau kelompok-kelompok kecil.  Acara bebas yang mereka gemari umumnya memperbanyak ibadah di Masjidil Harom dan shoping.

Rupiah Alat Transaksi Jual Beli di Kota MadMak
Bagi ibu-ibu dan bapak-bapak yang suka shoping atau paling tidak hanya belanja untuk sekedar oleh-oleh pulang dari umroh, belanja dengan menggunakan uang rupiah sama mudahnya dengan uang riyal.  Mulai dari pedagang kaki lima yang banyak menggelar dagangannya di lorong-lorong jalan menuju Masjidil Harom dan Masjid Nabawi sampai pertokoan mewah yang pakai  credit card juga semua menerima transaksi dengan mata uang rupiah.  Namun tidak semua pecahan mata uang rupiah mereka mau terima, hanya pecahan Rp.100.000 atau Rp. 50.000 saja yang mereka inginkan. 

Kemudahan berbelanja juga ditunjang dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam transaksi jual-beli.  Hampir semua pedagang dari timur tengah baik orang kulit hitam Afrika maupun kulit berwarna dari Turki atau Afganistan selalu mencoba menawarkan barang dagangannya dengan menggunakan bahasa Indonesia.  Apalagi pedagang di toko-toko besar, hampir dipastikan ada pelayannya yang bisa berbahasa Indonesia. Walaupun bahasa Indonesia yang mereka gunakan terkadang cukup lucu tertengar di telinga, tetapi cukup komunikatif untuk dijadikan bahasa pengantar  transaksi jual-beli. Jadi, Kota Makkah dan Madinah benar-benar merupakan sorga belanja bagi orang Indonesia.

Kemudahan bertransaksi dengan mata uang rupiah juga diakui oleh orang-orang Afrika Selatan, India, Turki, Dubai dan Pakistan bahwa mata uang rupiah dapat ditransaksikan dengan mudah untuk keperluan sehari-hari buat beli roti, susu, pisang dan buah-buahan lainnya.

Kondisi sebaliknya bila kita masuk ke tempat penukaran uang resmi (Money changer).  Saat datang ke tempat itu, kita akan dibuat bingung.  Kenapa? Karena di sana tidak tampak sedikitpun atribut-atribut dari negara kita Indonesia, jangankan nilai kurs rupiahnya,  lambang benderanya juga tidak tampak sama sekali.  Sementara itu mata uang tetangga negara kita seperti Malaysia, Pakistan, Thailand dan India masing-masing ada bertengger di papan money changer.  Miris rasanya melihat kondisi seperti ini.  Mata uang rupiah yang dengan mudahnya dipergunakan sebagai alat transaksi jual beli di dua Kota Tanah Harom, ternyata kursnya tidak dijual belikan secara legal.  Melainkan hanya didapatkan di tempat-tempat penukaran uang yang tidak resmi alias illegal market atau black market.

Di money changer yang resmi juga sebenarnya mata uang rupiah bisa ditukar dengan mata uang riyal, tetapi karena tidak ada di papan kurs maka kita perlu beberapa kali tanya dan konfirmasi untuk memastikan berapa nilai tukar sebenarnya mata uang rupiah terhadap mata uang riyal.  Kalau petugas money changer yang ditanya kebetulan jujur, maka dia akan menjawab yang sebenarnya.  Namun bila dia tidak jujur maka nilai kurs rupiah pun akan selalu berfluktuasi.

Tampaknya kebijakan pemerintah untuk memotong atau menyederhanakan nilai mata uang rupiah menjadi lebih kecil dengan tanpa mengubah nilai tukarnya (redenominasi), dalam konteks ini perlu didukung penuh.  Dengan pemotongan tiga digit, maka yang semula bernilai Rp.1.000.000 menjadi Rp.1.000.  Dengan demikian, kalau sekarang kurs mata uang riyal 1 SR sama dengan Rp.2.700, maka kelak akan menjadi 1 SR sama dengan Rp.2,7.


Dengan kebijakan redenominasi berarti sekaligus akan menguatkan nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang negara lain.  Artinya nilai mata uang negara kita sejajar dengan mata uang negara-negara lain di Asia, Eropa, Afrika maupun Amerika.  Dan yang lebih penting bendera Merah Putih dan kurs mata uang rupiah akan terpampang di papan money changer legal di dua Kota Harom yaitu Kota Makkah dan Madinah.  Kalau sudah demikian, rasanya harga diri dan kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia akan semakin melambung tinggi. Bangga karena derajat bangsa kita sama dengan bangsa lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik. Blog ini mengaktifkan fitur moderasi. Komentar bersifat spam tidak akan dipublikasi